MAKALAH PEMBAHASAN ARTIKEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada dasarnya, ada beberapa jenis model penulisan artikel.
Model-model tersebut bisa dikelompokkan kepada tingkat kerumitannya. Model yang
paling mudah ialah model penulisan populer. Tulisan populer biasanya tulisan
ringan yang tidak rumit dan bersifat hiburan. Selain itu, bahasa yang digunakan
juga cenderung bebas
Model yang paling sulit ialah penulisan ilmiah. Model ini
mensyaratkan objektivitas dan kedalaman pembahasan, dukungan informasi yang
relevan, dan biasa diharapkan menjelaskan “mengapa” atau “bagaimana” suatu
perkara itu terjadi, tanpa pandang bulu dan eksak (Soeseno 1982). Dari aspek
bahasa, tentu saja tulisan ilmiah mensyaratkan bahasa yang baku. Meski
demikian, ada satu model penulisan yang berada di tengah-tengahnya. Model
tersebut dikenal dengan penulisan ilmiah populer dan merupakan perpaduan
penulisan populer dan ilmiah. Istilah ini mengacu pada tulisan yang bersifat
ilmiah, tetapi disajikan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti (Eneste,
2005). Penulisan populer memiliki ciri, bentuk, bahasa, serta kiat dan praktik
penulisan yang khas, oleh sebab itu, dalam makalah ini akan diuraikan beberapa
tujuan, bentuk, serta hal-hal yang terkait dengan penulisan popular.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pengertian artikel ilmiah dan artikel populer?
Bagaimana perbedaan antara artikel ilmiah dan artikel
populer?
Bagaimanakah cara penulisan artikel ilmiah dan populer
yang baik?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Diperuntukan
mengetahui pengertian artikel ilmiah dan populer
2. Diperuntukan
mengetahui perbedaan antara artikel ilmiah dan artikel populer
3. Diperuntukan
mengetahui cara penulisan artikel ilmiah dan artikel populer yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Artikel Ilmiah dan Artikeopular
A. Pengertian Artikel Ilmiah
Artikel merupakan karya tulis lengkap,
misalnya laporan berita, surat kabar, dan sebagainya (KBBI 2002: 66), atau bisa
juga sebuah karangan/prosa yang di muat dalam media massa, yang membahas isu
tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas
(Tartono 2005:84). Artikel merupakan karya tulis atau karangan, karangan non
fiksi, karangan tak tentu panjangnya, karangan yang bertujuan diperuntukan
meyakinkan, mendidik, atau menghibur, sarana penyampaiannya ialah surat kabar,
majalah, dan lainnya. wujud karangan berupa berita atau “kharkas” (Pranata
2002: 120).[1]
Jenis-jenis berdasarkan dari siapa yang menulis dan fungsi
atau kepentingannya (Tartono 2005: 85-86). Berdasarkan penulisnya, ada artikel
redaksi dan artikel umum. Artikel redaksi ialah tulisan yang di garap oleh
redaksi dibawah tema tertentu yang menjadi isi penerbit. Sedangkan artikel umum
merupakan tulisan yang ditulis oleh umum. Sedangkan dari fungsinya atau
kepentingannya, ada artikel khusus dan artikel sponsor. Artikel khusus ialah
nama lain dari artikel redaksi. Sedangka artikel sponsor ialah artikel yang membahas
atau memperkenalkan sesuatu
ü Istilah Artikel Ilmiah Mempunyai 4 Dimensi:
1. Dimensi hasil
pemikiran atas suatu obyek kajian yang dapat berupa temuan penelitian atau
gagasan analitis kritis
2. Dimensi bahsa tulis
sebagai alat mempresentasikan hasil pemikiran penulis dalam bentuk
satuan-satuan makna dan penanda hubungan satuan – satuan makna secara
eksplisit..
3. Dimensi sistematika
yang dijadikan unsure pembeda antara bentuk karya tulis artikel dengan bentuk
karya tulis lain.
4. Dimensi kaidah
penulisan yang hars ditaati, baik yang bersifat universal (umum).
ü Beberapa Jenis Model Penulisan Artikel:
Model-model tersebut bisa di kelompokkan kepada tingkat
kerumitannya. Model yang paling mudah ialah model penulisan populer. Tulisan
populer biasanya tulisan ringan yang tidak “njelimet” atau rumit dan bersifat
hiburan. Selain itu, bahasa yang digunakan juga cenderung bebas (perhatikan,
misalnya bahasa yang digunakan di majalah). Model yang paling sulit ialah
penulisan ilmiah. Model ini mensyaratkan objektivitas dan kedalaman pembahasan,
dukungan informasi yang relevan, dan biasa yang di harapkan menjelaskan “
mengapa” atau “bagaimana” suatu perkara itu terjadi, tanpa pandang bulu dan eksak
(Soesono 1982 :2). Dari aspek bahasa, tentu saja tulisan ilmiah menkamiratkan
bahasa yang baku, ada satu model penulisan yang berada di tengah-tengahnya.
Model tersebut di kenal dengan penulisan ilmiah populer dan merupakan perpaduan
penulisan populer dan ilmiah. Istilah ini mengacu pada tulisan yang bersifat
ilmiah, tetapi di sajikan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti (Soesono
1982:6 Creste 2005 : 171). Meskipun bersifat ilmiah (karena memakai metode
ilmiah), bukan berarti tulisan yang di hasilkan di tujukan kalangan akode misi.
Sebaliknya, artikel ilmiah populer di tujukan kepada para pembaca umum, dan
kita perlu membedakan antara kosakata ilmiah dan populer. Kata-kata populer
merupakan kata-kata yang akan di pakai dalam komunikasi sahari-hari, sedangkan
kata-kata yang biasa di pakai oleh kaum pelajar terutama dalam penulisan
ilmiah, pertemuan-peretmuan resm, diskusi-diskusi khusus disebut kata-kata
ilmiah (Kepaf 2004 : 105-106).
B. Pengertian artikel populer
Menulis
populer ialah menulis dengan kesadaran penuh akan pembaca.
Penulisnya mampu berempati kepada pembaca, tidak mempersulit atau bahkan
menyiksa pembaca. Penulis mampu berpikir sederhana. Penulis memilih bahasa dan
istilah sederhana dengan tujuan orang memahami apa yang ia tulis, bukan
mengakui kepintarannya. Tulisan populer justru menuntut penulis diperuntukan
benar-benar menguasai persoalan. Penulis harus belajar dan membaca lebih banyak
serta lebih keras. Penulis juga dituntut diperuntukan berusaha menyederhanakan
sajian, mencari analogi dan sebagainya.[2]
Tujuan menulis tulisan populer sekadar memberikan sumbangan
pemikiran berdasarkan informasi atau wawasan penulisnya dan selanjutnya
(lazimnya diharapkan) seba-
sebagai bahan wacana atau diskursus tentang topik itu bagi
pembacanya. Materinya tidak selalu harus berdasarkan pada fakta-fakta empirik
(penelitian), boleh juga dari hasil pengamatan atau perenungan (refleksi).
Pembahasan dan analisis tidak perlu terlalu mendalam dan rinci, tetapi logika
serta sistematika pemikiran harus tetap diperhatikan, agar pembaca dapat
menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan. Pembahasan dan
analisisnya sedapat mungkin menggunakan kata-kata, istilah-istilah atau kalimat
yang mudah dicerna dan sudah populer di masyarakat. Semua itu tidak harus
secara ketat mengikuti “aturan main” penggunaan tata bahasa yang berlaku di
dunia akademik (Wiyata,2008).
2.2 Perbedaan antara penulisan artikel ilmiah dengan
artikel populer
Perbedaan yang mendasar antara penulisan populer dan
penulisan artikel ilmiah terletak pada tujuan dan cara penulisannya. Dari
tujuan-tujuan yang telah diuraikan tentang penulisan populer dapat dilihat
bahwa penulisan populer ialah tulisan diperuntukan meberikan informasi atau
wacana sesuai dengan pemikiran dan perenungan dari penulis tidak harus
berdasarkan pada fakta-fakta empirik (penelitian), tidak harus mengikuti aturan
penggunaan tat bahasa yang berlaku di dunia akademik, menggunakan
istilah-istilah yang mudah dicerna dan populer dimasyarakat, tetapi logika
serta sistematika pemikiran harus tetap diperhatikan, agar pembaca dapat
menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan (Wiyata,2008).
Hal tersebut berbeda dengan tata cara penulisan artikel
ilmiah. Dalam penulisan artikel ilmiah ditulis berdasarkan hasil penelitian
lapangan sehingga memuat informasi-informasi dan fakta-fakta empirik yang
akurat, mutakhir dan komprehensif dengan metodologi yang jelas. Laporan
penelitian saja tidak cukup, karena sering kali hanya dibaca oleh pemberi dana
dalam lingkungan terbatas. Artikel ilmiah dipaparkan secara singkat, rinci,
logis, sistematis, padat, dan komprehensif (tetapi tidak bertele-tele), dengan
menggunakan bahasa Indonesia (asing) yang sesuai dengan “aturan main” yang
berlaku di dunia akademik. sehingga pembahasan dan analisisnya dapat
dipahami dengan jelas dan tepat. Dengan artikel ilmiah hasil penelitian menjadi
lebih enak dibaca, dicerna dan dipahami karena telah melalui proses
penyempurnaan penulisan dan penyuntingan ulang (Wiyata,2008).
Menulis artikel ilmiah memerlukan persiapan lebih matang,
lebih cermat, lebih teliti, dan latihan berkelanjutan. Menulis artikel ilmiah
memerlukan juga kesungguhan, keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi. Yang
tidak kalah pentingnya menulis artikel ilmiah harus dilakukan sebagai suatu
kewajiban yang menyenangkan dan mengasyikkan, bukan karena keterpaksaan
(Wiyata,2008).
2.3 Ciri-ciri Penulisan Artikel Ilmiah Yang Baik[3]
1. Reproduktif, maksud
yang ditulis oleh penulis diterima dengan makna yang sama oleh pembaca. Maka
dari itu penulis harus menggunakan bahasa yang bermakna denotatif agar terdapat
satu pemahaman dengan pembaca.
2. Menggunakan bahasa
baku dalam ejaan, kata, kalimat dan paragraf.
3. Menggunakan Istilah
Keilmuan. Artinya, penulis harus menggunakan bahasa keilmuwan dalam bidang
tertentu sebagai bukti penguasaan penulis terhadap lmu tertentu yang dikuasai.
4. Rasional.
Artinya, penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang logis, alur
pemikiran yang lancar dan kecermatan penulisan.
5. Bersifat
straightforward atau langsung kesasaran.
6. Menggunakan kalimat
yang efektif.
Sementara itu menurut Wardani (2006 : 1.6) ciri-ciri
karya Ilmiah yaitu:
Dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang
dapat berupa gagasan, deskripsi tentang sesuatu atau pemecahan suatu masalah.
Pengetahuan yang disajikan tersebaut didasarkan pada fakta
atau data (kajian empirik) atau pada teori-teori yang telah diketahui
kebenaranya.
Sebuah karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta
kejujuran dalam penulisan.
Bahasa yang digunakan ialah bahasa baku dan banyak
menggunakan istilah teknis, di samping istilah yang bersifat denotatif.
Sistematika penulisan mengikuti cara tertentu
Sedangkan ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2004
: 57) diurutkan sebagai berikut:
Bahan berupa fakta yang objektif
Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu
formal tapi tetap taat asas, disusun secara sistematis; tidak memuat hipotesis.
Sikap penulis tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang
meragukan.
Penyimpulan dilakukan dengan memberikan fakta.
Sementara itu karakteristik karangan ilmiah populer yaitu:
Apabila pembaca artikel jurnal ialah profesional atau
spesialis dalam suatu disiplin ilmu, maka pembaca karangan ilmiah populer ialah
masyarakat umum, awam atau profesional dalam bidang lain.
Apabila penulis artikel jurnal selain memberikan nama,
lembaga akademik tempat ia bekerja serta kualifikasi akademiknya, maka penulis
karangan ilmiah populer menuliskan nama tanpa informasi lain, kecuali ia ialah
repoter.
Apabila artikel jurnal ditulis dengan gaya tulis faktual dan
“dingin” (tak-emosional) demi objektifitas, maka karangan ilmiah populer
ditulis dengan gaya informal, anekdot, personal, serta menghibur.
Apabila artikel jurnal ditulis dengan kalimat yang lebih
kompleks dan relatif panjang serta penuh dengan istilah teknis, maka karangan
ilmiah populer ditulis dengan kalimat-kalimat singkat dan sederhana serta mudah
dibaca.
Apabila artikel jurnal menyertakan kutipan, catatan kaki
(footnotes) dan daftar pustaka agar materi yang ditulis dapat divalidasi, maka
karangan ilmiah populer umumnya tidak meyertakan informasi-informasi tersebut.
Apabila artikel jurnal lebih dipenuhi tulisan verbal dan
sedikit tabel, maka karangan ilmiah populer seringkali dilengkapi dengan
berbagai ilustrasi, gambar, foto, dll.
2.4 Langkah-langkah dalam menulis artikel ilmiah[4]
1. Menguji gagasan
Prinsip paling dasar dari melakukan kegiatan menulis ialah
menentukan atau memasatikan topik atau gagasan apa yang hendak di bahas. Jika,
sudah di tentukan gagasannya, kita bisa melakukan sejumlah pengujian.
· Pola penggarapan
artikel:
Ketika hendak menulis artikel, kita tidak hanya
diperhadapkan pada satu kemungkinan. Soesono (1982:16-17) memaparkan setidaknya
lima pola yang bisa di gunakan diperuntukan menyajikan artikel tersebut. Pola
pemecahannya antara lain:
· Pola pemecahan topik:
Pola ini diperuntukan memcah topik yang masih berada dalam
lngkup pembicaraan yang menjadi subtopik / bagian yang lebih sempit ligkupnya
kemudian di analisa.Pola dan pemecahannya : pola ini lebih da hulu
mengemukakan masalah yang masih berada dalam lingkup pokok bahasan yang diberi
dengan jelas. Kemudian menganalisa pemecahan masalah yang di kemukakan.
· Pola kronologi:
Pola ini menggambarkan topik yang menurut urut-urut dan
peristiwa yang terjadi.
· Pole pendapat:
Pola ini bisa di pakai jika penulis yang bersangkutan hendak
mengemukakan pendapatnya sendiri tentang topik yang di kerjakan.
· Pola perbandingan:
Pola ini dua aspek atau lebih dari suatu topik dan
menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Pola pembandingan paling sering di
gunkan diperuntukan menyusun tulisan.
2. Menulis bagian
pendahuluan
Diperuntukan bagian pendahuluan, ada tujuh macam bentuk
pendahuluan yang bisa digunakan (Soesono 1982 : 42). Dengan dari tujuh bentuk
pendahuluan dapat menjadi alternatif diperuntukan mengawali penulisan artikel.
· Ringkasan
Pendahuluan yang berbentuk ringkasan mengemukakan isi tulisan secara garis
besar
· Pernyataan yang
menonjol
Pertanyaan yang berisi tentang ketertarikan atau kekaguman
agar bertujuan diperuntukan membuat pembaca merasa tertarik
· Pelukisan
Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau hal diperuntukan
membuat pembaca ingin tahu / ikut membayangkan bersama penilisan apa-apa yang
hendak disajikan dalam artikel.
· Anekdot
Pembukaan jenis ini menawan karena memberi selingan kepada non fiksi
seolah-olah menjadi fiksi.
· Pertanyaan
Pendahuluan ini memberikan rangsangan keingintahuan sehingga dianggap
pendahuluan yang bagus / baik.
· Kutipan orang lain
Pendahuluan berupa kutipan seseorang dapat langsung
menyentuh rasa si pembaca, sekaligus membawanya ke pokok bahasan yang akan
dikemukakan dalam artikel itu.
· Amanat langsung
Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada pembaca agar
akan terasa lebih akrab karena seolah-olah tertuju kepada perorang-orangan.
3. Menulis bagian
pembahasan atau tubuh utama
Diperuntukan ini di sarankan bagiannya di pecah menjadi
beberapa bagian masing-masing di batasi dengan subjudul-subjudul. Selain
memberi kesempatan agar pembaca beristirahat sejeak. Subjudul itu juga bertugas
sebagai penyegar, pemberi semangat baca yang baru (Soesono 1982: 46). Oleh
karena itu, ada baiknya subjudul tidak di tulis secara kaku.
4. Menutup artikel
Dalam sebuah artikel bagian yang menentukan ialah penutup.
Bagian ini biasanya memuat simpulan dari isi tulisan secara keseluruhan, bisa
saja berupa saran, imbalan, ajakan dan sebagainya (Tartono 2005:88).
5. Pemeriksaan isi
artikel
Ketika selesai menulis artikel, hal selanjutnya yang perlu
kita lakukan ialah melakukan pemeriksaan menyeluruh. Diperuntukan memastikan
bahwa tulisan yang kita hasilkan kita baik, kita harus rajin memeriksa tulisan
kita. Diperuntukan memudahkan mengoreksikan artikel, beberapa pertanyaan dapat
membantu kita dalam menjawab. Diperuntukan pembukaan, misalnya apakah kalimat
pembuka bisa menarik pembaca? Dapatkah pembaca mulai mengerti ide yang kita
tuangkan? Jika tulisan kita cenderung serius, adakah kata-kata yang tidak
sepantasnya dikatakan?
Diperuntukan isi / tubuh, apakah kalimat mendukung sudah benar-benar mendukung
pembu-
kaan? Apakah masing-masing kalimat berhubungan dengan ide
pokok ? dan lain lain. Diperuntukan kesimpulan, apakah mencangkup semua ide
tulisan ? bagaimana sikap / tindakan kita terhadap kata-kata dalam kesimpulan
yang di buat ? Jika kita memberikan respon “tidak” diperuntukan tiap
pertanyaan, berarti kita perlu mengecek / merevisi ulang artikel dengan
mengganti dan menulis bagian yang salah.
2.5 Langkah-langkah dalam menulis artikel populer
Menulis populer sebenarnya mudah. Menulis
populer nampak sulit karena
kita sering terjebak cara berpikir dan kebiasaan yang keliru. Kita sering
keliru menganggap bahwa tulisan yang bagus ialah tulisan yang bisa menunjukkan
kepintaran penulisnya. Biar kelihatan pintar, kita memasukkan banyak istilah
teknis, istilah asing atau kosakata sulit yang ironisnya sering kita sendiri
tidak memahaminya. Melihat target pembacanya yang ialah khalayak umum, kita
perlu mencermati bahasa yang kita gunakan dalam menulis artikel ilmiah populer
ini. Meskipun bersifat ilmiah (karena memakai metode ilmiah), bukan berarti
tulisan yang kita hasilkan ditujukan diperuntukan kalangan akademisi.
Sebaliknya, artikel ilmiah populer ditujukan kepada para pembaca umum.
Mengingat kondisi tersebut, kita perlu membedakan antara
kosakata ilmiah dan kosakata populer. Kata-kata populer merupakan kata-kata
yang selalu akan dipakai dalam komunikasi sehari-hari, baik antara mereka yang
berada di lapisan atas maupun di lapisan bawah, demikian sebaliknya. Sedangkan
kata-kata yang biasa dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam
tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, diskusi-diskusi khusus
disebut kata-kata ilmiah (Keraf 2004).
Berikut daftar beberapa contoh kata ilmiah dan populer.
Kata Ilmiah
|
Kata Populer
|
Analogi
|
Kiasan
|
Anarki
|
Kekacauan
|
Bibliografi
|
Daftar pustaka
|
Biodata
|
Biografi singkat
|
Kata Ilmiah
|
Kata Populer
|
Definisi
|
Balasan
|
Diskriminasi
|
Perbedaan perlakuan
|
Eeksentrik
|
Aneh
|
Final
|
Akhir
|
Formasi
|
Susunan
|
Terdapat beberapa tips atau cara diperuntukan menulis
tulisan populer, antara lain ialah (Jamaludin, 2006) :
1. Menulis
populer ialah menulis diperuntukan pembaca ‘awam’. Karena itu, berempatilah
terhadap pembaca. Mudahkan urusan mereka dalam memahami tulisan kita, jangan
mempersulit atau bahkan menyiksa pembaca.
2. Hindari
istilah teknis dan jargon.
- Istilah teknis ialah
istilah yang hanya dikenal dalam disiplin ilmu
tertentu.
Contoh: “Tiga Primata Endemik Indonesia Lahir di TSI Cisarua Bogor”
- Jargon ialah
istilah yang hanya berlaku di lingkungan tertentu (instansi pemerintah,
militer, atau LSM tertentu ).
Contoh: Jakarta Memasuki Status Kejadian Luar
Biasa Deman Berdarah”.
3. Hindari
Akronim, Kata Asing, atau Serapan.
- Akronim banyak
diciptakan instansi pemerintah, militer, dan
polisi.
Contoh: “Tersangka Kasus Korupsi Sisminbakum Ditjen AHU diperiksa”
“Jumlah Kasus Curat dan Curas Tahun Ini Meningkat”
- Kata
asing/serapan.
Contoh: Inflasi àharga-harga melambung. Rekstrukturisasi
buruh besar-besaran, penjualan saham perusahaan negara kepada swasta.
Infrastruktur jembatan, jalan raya.
4. Pakailah
Kalimat Sederhana
Dengan pola S-P-O. mengetahui dimana subyek, predikat dan
obyek dalam kalimat itu. Jika tidak, sederhanakan kalimat. Pecah kalimat
panjang menjadi dua atau mungkin tiga.
- Kalimat Jangan terlalu panjang, jangan beranak-cucu.
Makin panjang kalimat, makin mudah pembaca tersesat. Satu kalimat
maksimal 13
kata.
-
Pecahkan tulisan dalam paragraf singkat. Maksimal lima baris dalam format
Word.
5. Sajikan
Secara Konkret dan Spesifik
- Jangan memakai
pernyataan umum yang tidak jelas
artinya.
Contoh pernyataan pejabat polisi: “Kasus ini sedang kami kembangkan”. Apakah
yang dimaksud ialah “tersangka sudah ditahan”, “saksi sudah diperiksa“ atau
“bukti sedang dicari dan diuji di laboratorium forensik”?
- Salah satu cara
menyajikan tulisan spesifik ialah dengan meniadakan kata
sifat.
Tinggi. Seberapa tinggi: dua meter, setinggi menara Monas? Kaya Seberapa kaya:
punya sedan Jaguar lima biji. Luas. Seberapa luas: 10 meter persegi, seukuran
lapangan sepakbola?
6. Hanya
Detil yang Relevan
- Menulis populer =
menulis jelas = (kadang) rinci atau mendetil. Tapi, terlalu banyak detil bisa
mengganggu pemahaman atau kelancaran membaca.
Contoh: "Bali pada tahun 2004 memiliki lahan sawah
produktif 142.971 hektare, menyusut sekitar 1.306 hektar dari tahun sebelumnya
(2003) yang total arealnya 144.277 hektare. Tahun 2000 areal sawah Bali seluruh
seluas 153.228 hektare.”
Sederhanakan: “Lima tahun terakhir Bali kehilangan lahan
sawah sekitar 10.000 hektare.”
7. Permudah
dengan Analogi
Konsep dan angka yang abstrak dan ruwet bisa disederhanakan
dalam analogi yang mudah dicerna pembaca.
Contoh: Pekarangan seluas tiga hektare = seluas tiga kali
lapangan sepakbola. Kabupaten seluas 17.800 km2 = sekitar separo Provinsi Jawa
Tengah”.
2.6 Jenis-jenis artikel
Dari segi sistematika penulisan dan isinya, artikel ilmiah
umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua :
1. Artikel
Hasil Penelitian. Artikel hasil penelitian ialah artikel ilmiah yang ditulis
berdasarkan hasil pemikiran
atas suatu obyek kajian yang berupa temuan penelitian.
Artikel penelitian bukan merupakan bentuk ringkasan pengkreditan dari laporan
penelitian, tetapimerupakan hasil kerja penulisan baru yang dipersiapkan dan
dilakukan sedemikian rupa, sehingga tetap menampilkan secara lengkap semua
aspek penelitian.
ü Artikel Hasil Penelitian ada 2 macam:
· Hasil penelitian
kuantitatif
1. Judul. Judul artikel
penelitian diharapkan dapat dengan cepat memberikan gambaran mengenai
penelitian yang telah dilakukan. Perubahan (variable) penelitian dan hubungn
antar perubah serta informasi lain yang dianggap penting harus terlibat dalam
judul artikel, tetapi harus dijaga agar judul artikel tidak terlalu panjang.
2. Nama Penulis. Pedoman
penulisan nama penulis dan alamat penulis diperuntukan artikel konseptual juga
berlaku pada artikel hasil penelitian
3. Abstrak dan kata
kunci. Abstrak hasil penelitian secara ringkas memuat uraian tentang
masalah dan tujuan penelitian. Topik yang dibahas diutamakan pada hasil penelitian.
Abstrak sebaiknya disertai dengan tiga sampai lima kata kunci yaitu istilah
yang menggambarkan masalah.
4. Pendahuluan. Bagian
pendahulan terutama berisi paparan tentang permasalahan penelitian, wawasan dan
rencana penulis dalam kaitannya dengan upaya pemecahan masalah, tujuan,
penelitian dan rangkuman kajian teoritis yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Penyajian bagian pendahuluan dilakukan secara naratif dan tidak perlu
pemisahan (secara spesifik) dari sub bagian lain.
5. Kajian Pustaka
6. Metode Penelitian. Metode
penelitian menguraikan bagimana penelitian dilakukan, dengan materi pokok
rancangan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
7. Hasil Penelitian.
Bagian hasil penelitian memuat hasil akhir analisis data, artinya hasil
pengujian hipotesis dan penggunaan teknik statistic tidak termasuk dalam bagian
ini. Penyajian hasil penelitian umumnya dibantu dengan table dan grafik.
8. Pembahasan. Bagian pembahasan
merupakan bagian terpenting dari artikel hasil penelitian. Penulis dalam bagian
pembahasan akan menjawab pertayaan-pertanyaan yang telah dikemukakan dalam
tujuan penelitian dan menguji jawaban di dalam hipotesis.
9. Kesimpulan dan Saran. Bagian
kesimpulan menyajikan ringkasan dari pembahasan hasil penelitian, tetapi tetap
menyelaraskan dengan tujuan dan hipotesis penelitian.
10. Daftar Pustaka. Bagian pustaka yang
dimasukkan ke dalam daftar pustaka hanya sumber pustaka yang benar-benar
dirujuk di dalam tubuh artikel hasil penelitian.
ü Hasil Penelitian Kualitatif Sistematika artikel
hasil penelitian kualitatif.
1. Judul artikel
hasil penelitian diharapkan dapat dengan cepat memberikan gambaran mengenai
penelitian yang telah dilakukan. Menusli judul artikel tidak boleh terlalu
panjang.
2. Nama
Penulis, Pedoman penulisan nama penulis dan alamat penulis diperuntukan artikel
konseptual juga berlaku diperuntukan artikel hasil penelitian.
3. Abstark
dan Kata kunci, Abstark hasil penelitian secara ringkas memuat uraian
tentang masalah dan tujuan penelitian, metode penelitian yang digunakan, dan
hasil penelitian. Absratk sebaiknya deisertai dengan tiga sampai lima kata
kunci yaitu istilah yang menggambarkan masalah yang diteliti.
4. Pendahuluan, Bagian
pendahluan terutama berisi paparan tentang permasalahan penelitian, wawasan dan
rencana penulis dalam kaitannya denga upaya pemecahan masalah, tujuan,
penelitian dan rangkuman kajian teoritis yang brkaitandengan masalah yang
diteliti. Penyajian bagian pendahuluan dilakukan secara naratif dan tidak perlu
pemisahan (secara spesifik) dari sub bagian lain.
5. Idem
II. Artikel Konseptual
Artikel
konseptual ialah artikel yang ditulis berdasarkan hasil pemikiran atas suatu
obyek kajian berupa gagasan atau telaah dan analisis kritis. Bahan yang ditulis
diperuntukan artikel hasil penelitian lebih ditekankan pada isi (temuan
penelitian, pembahasan
temuan, dan kesimpulan yang disajikan secara singkat dan
tepat). Kajian pustakan ditempatkan pada bagian pendahuluan yang berfungsi
sebagai paparan latar belakang masalah dan diakhir dengan rumusan tujuan
penelitian.
Penulis dalam menulis artikel konseptual terlebih dahulu
mengkaji sumber pustaka yang relevan dengan ermasalahan, baik yang sejalan atau
yang bertentangan dengan pemikiran penulis. Pemikiran penulis atau pendapat
penulis tentang hasil yang dibahas dalam artikel konseptual merupakan bagian
yang paling penting.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Artikel ilmiah berisi tentang suatu masalah yang penyampaiannya disertakan
bukti dan argumentasi yang mendukung, kemudian diakhiri dengan ringkasan dan
kesimpulan. Artikel disajikan dengan bahasa yang relative sederhana, sehingga
dapat dimengerti oleh semua lapisan masyarakat. Pembuatan artikel ilmiah harus
memperhatikan langkah-langkah pembuatan artikel ilmiah yang benar. Tidak hanya
sekedar menyampaikan pendapat tetapi harus mencapai
aturan-aturannya.
· Jenis-jenis
artikel berdasarkan cara penulisannya ada 2 yaitu:
1. Artikel
ilmiah.
2. Artikel
popular.
· Sedangkan jenis-jenis
artikel berdasarkan sistematika penulisan dan isinya terbagi atas 2 yaitu:
1. Artikel
Hasil Penelitian.
2. Artikel
Konseptual.
· Adapun 4 dimensi
dari artikel ilmiah itu sendiri terbagi atas :
1. Dimensi
hasil pemikiran atas suatu obyek kajian yang dapat berupa temuan penelitian
atau gagasan analitis kritis.
2. Dimensi
bahsa tulis sebagai alat mempresentasikan hasil pemikiran penulis dalam bentuk
satuan-satuan makna dan penanda hubungan satuan – satuan makna secara
eksplisit.
3. Dimensi
sistematika yang dijadikan unsure pembeda antara bentuk karya tulis artikel
dengan bentuk karya tulis lain.
4. Dimensi
kaidah penulisan yang hars ditaati, baik yang bersifat universal (umum).
3.2 Saran
Adapun kiranya agar makalah ini dapat dijadikan suatu
referensi bagi pembaca terutama mahasiswa pertanian sendiri. agar lebih
memahami apa itu sebenarnya Artikel Ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Eneste, Pamusuk. 2005. Buku Pintar Penyuntingan Naskah
Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Jamaludin, Jajang. 2006. Menulis Populer. http://www.smeru.or.id/report/training/menjembatani_penelitian_dan_kebijakan/diperuntukan_organisasi_advokasi/file/83.
Diakses tanggal 09 November 2010 pukul 14.20 WIB.
Keraf, Gorys. 2004. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Soeseno, Slamet. 1982. Teknik Penulisan Ilmiah-Populer.
Jakarta: Gramedia.
Wiyata, A. Latief. 2008. Pelatihan Penulisan Artikel
Ilmiah-Pendahuluan, Pendekatan, dan Metodologi.http://www.unissula.ac.id/perpus/images/stories/Jurnal/latief%20wiyata%20(pendahuluan).
Diakses tanggal 09 November 2010 pukul 14.10 WIB.
Makalah lainya klik disini
About lopalopo
Hi, My Name is Hafeez. I am a webdesigner, blogspot developer and UI designer. I am a certified Themeforest top contributor and popular at JavaScript engineers. We have a team of professinal programmers, developers work together and make unique blogger templates.
0 comments:
Post a Comment